Budaya Merokok
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas,pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Citra budaya yang bersifat memaksa membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.
Telah
terjadi perubahan pada gaya hidup pelajar, hal ini dapat kita lihat dari pola
hidup mereka. Tidak ada lagi tatanan yang jelas dalam setiap komunikasi dan
interaksi personal di masyarakat. Bahkan. Beberapa kegiatan yang
seharusnyatidak dilakukan ternyata telah menjadi kebiasaan hidup. Kita dapat
melihat hal itu pada kebiasaan merokok di kalangan pelajar.
Para pelajar kita telah kehilangan
konsep hidup sehat. Mereka tidak lagi menerapkan gaya hidup sehat. Mereka banyak
melakukan kegiatan yang justru mengancam kesehatan badan mereka. Kebiasaan
merokok dikalangan pelajar sudah tidak dapat ditutupi lagi. Hamir semua pelajar
sudah terjangkit kebiasaan merokok. Kondisi ini memang sangat memprihatinkan,
jika mereka dibiarkan terjebak pada kondisi negatif seperti ini,
dikhawatirkan pada saatnya nanti mereka kehilanagn jati diri.
Kebiasaan
merokok dikalangan pelajar memang sudah saatnya mendapatkan perhatian ekstra.
Hal ini terkait dengan ancaman kesehatan yang semakin menurun. Jita harus
ketahui bersama merokok itu menyababkan banyak kerugian , baik untuk diri
sendiri maupun untuk orang lain.
Dan,
untuk mengkondisikan hal tersebut, maka salah satu caranya adalah menerapkan gaya hidup sehat dalam kehidupan kita. Gaya hidup sehat memang merupakan salah
satu cara untuk menghindarkan kita dari segala macam pengaruh kehidupan ini. Kita ketahui
bahwa perubahan pola hidup yang serba global telah menjadikan perubahan pada
setiap aspek kehidupan. Termasuk dalam hal ini pola kehidupan pelajar.Oleh
karena itu, sudah saatnya kita mencanangkan perang terhadap kebiasaan merokok
dikalangan pelajar. Kita harus menerapkan peraturan yang ketat atas kebiasaan
negatif para pelajar.
Beberapa hal yang tidak
disadari :
Racun yang menjadi “kebutuhan pokok”
Tidak dapat disangkal
lagi, rokok adalah racun. Sekecil apapun kadar nikotin yang terkandung di dalam
sebatang rokok, itu tetaplah racun yang merusak tubuh penghisapnya. Ironisnya,
sekarang tidak sedikit orang yang menjadikan racun tersebut sebagai “kebutuhan
pokok” mereka. Dulu, kita mengenal kebutuhan pokok manusia adalah sandang,
pangan, dan papan. Sekarang, para perokok menambahkan daftar kebutuhan pokok
mereka dengan sesuatu yang seharusnya bukanlah kebutuhan pokok, sesuatu yang
pada hakikatnya adalah racun, yaitu rokok!
Merusak di saat yang lain bersusah payah mengobati
Karena rokok pada
hakikatnya adalah racun, maka pastilah rokok akan merusak tubuh manusia, cepat
atau lambat. Dengan merokok, mereka sedang menumpuk racun di dalam tubuh mereka
yang akan merusak tubuh mereka. Sungguh ironis, mereka merusak paru-paru mereka
di saat banyak orang yang berjuang mengobati paru-parunya. Mereka merusak
jantung mereka di saat banyak orang yang rela menggunakan alat pacu jantung
untuk menopang kehidupannya. Merusak memang jauh lebih mudah daripada
mengobati. Pada saatnya nanti, para perokok akan mengerti betapa sulitnya
pengobatan itu, dan betapa mahalnya harga kesehatan yang telah mereka
sia-siakan.
Membayar
biaya untuk merusak tubuh
Ini adalah sesuatu yang
saya tidak habis pikir. Kalau bos-bos besar menghamburkan uangnya untuk membeli
rokok mungkin masih bisa dimaklumi. Mereka kan orang kaya. Tapi kalau supir
angkot? Supir bajaj? Kuli bangunan? Orang-orang yang tidak hidup berkecukupan?
Bagaimana mungkin ada di antara mereka yang menghamburkan uangnya untuk
kesenangan sesaat yang merusakkan tubuh mereka dan berakibat fatal di kemudian
hari. Di saat mereka berjuang mencari sesuap nasi, batangan racun tetap saja
ada di mulut mereka. Cobalah bayangkan, mereka harus mengeluarkan biaya untuk
merusak tubuh mereka, dan nantinya mereka harus mengeluarkan biaya yang lebih
besar lagi untuk mengobatinya. Sungguh konyol dan ironis.
Dosa yang tidak disadari
Apakah merokok itu
berdosa? Kan di dalam kitab suci tidak ada yang mengatakan, “Dilarang
merokok!”. Itulah pembenaran yang seringkali diberikan oleh para perokok.
Tetapi sungguhkah merokok itu tidak berdosa? Cobalah renungkan, tubuh kita
adalah pemberian Tuhan yang harus dijaga dengan sebaik-baiknya. Kita harus
menjaga kekudusan tubuh kita. Dengan merokok, kita merusak tubuh yang telah
Tuhan berikan kepada kita. Itu adalah sebuah perbuatan yang tidak bertanggung
jawab. Tidak sedikit mereka yang berdoa untuk kesehatan tetapi malah membuang
kesehatan itu dengan merokok. Dan tidak sedikit pula dari mereka yang tidak
menyadari bahwa dengan merokok, mereka telah berdosa.
Menebar racun pada
orang yang disayangi
Tidak jarang saya melihat
seorang yang merokok di depan pasangannya, di depan suami/istrinya, di depan
anaknya, di depan teman-teman dan sahabat-sahabatnya. Entah mereka memang tidak
tahu, atau mereka tidak dapat menahan diri mereka, atau mereka tidak menghargai
orang-orang di sekitarnya, apa yang sedang mereka lakukan adalah membunuh
orang-orang di sekitar mereka secara perlahan-lahan. Tidak sedikit kasus
perokok pasif yang harus menjadi korban pembunuhan para perokok. Suka ataupun
tidak suka, jika Anda masih suka merokok di tempat umum, Anda adalah seorang
pembunuh.
Merusak lingkungan yang mereka butuhkan
Setiap orang pasti
memerlukan lingkungan yang sehat, setidaknya untuk oksigen yang harus mereka
hirup untuk bertahan hidup. Sudah banyak orang yang mengatakan peduli pada lingkungan
dan mencoba melestarikannya dengan menanam pohon, dsb. Tapi ironisnya, tidak
sedikit pula dari mereka yang mengatakan peduli pada lingkungan, yang
merusaknya dengan asap rokok yang mereka buang ke udara.
Dibenci banyak orang, tetapi harus dikasihani
Menurut saya, seorang
perokok patut dikasihani. Mengapa? Saya rasa, ironi-ironi di atas sudah cukup
menjelaskan mengapa seorang perokok patut dikasihani. Jadi, apa yang bisa kita
lakukan? Apakah kita harus membenci mereka karena merugikan kita? Tidak! Yang
harus kita benci bukanlah orangnya, tapi kebiasaan merokoknya. Terakhir, pesan
saya untuk para perokok: “Merokok adalah sebuah pilihan. Anda bisa memilih
untuk meneruskan merokok, Anda juga bisa memilih untuk berhenti merokok. Di
mana ada kemauan, di sana ada jalan. Jika Anda ada kemauan untuk berhenti
merokok dan mau berjuang untuk itu, Anda pasti berhasil. Tetapi, jika Anda
memutuskan untuk meneruskan merokok, hargailah sekitar Anda, dan
bersiap-siaplah menanggung akibatnya.”
Dikutip dari :
" J "