Kamis, 24 Oktober 2013

JAVA sample VolumeKotak

package kotak;

class kootak {
    double panjang;
    double lebar;
    double tinggi;
  
void cetakVolume () {
    System.out.println("Volume kotak = " +(panjang * lebar * tinggi));
}
}
class Kotak {
    public static void main (String [] args) {
        kootak k1, k2, k3;
       
        k1 = new kootak();
        k2 = new kootak();
        k3 = new kootak();
       
        k1.panjang=4;
        k1.lebar=3;
        k1.tinggi=2;
       
        k2.panjang=6;
        k2.lebar=5;
        k2.tinggi=4;
       
        k3.panjang=8;
        k3.lebar=7;
        k3.tinggi=6;
       
        k1.cetakVolume();
        k2.cetakVolume();
        k3.cetakVolume();
    }
}

JAVA sample Program MENU

import javax.swing.*;
class Juan
{
    public static void main(String [] args)
    {
        int pil;
        do
        {
            pil = Integer.parseInt(JOptionPane.showInputDialog
            ("---MENU---\n1.Input\n2.Output\n3.Exit"));
            switch(pil)
            {
                case 1:
                    System.out.println("Anda Pilih 1");
                break;
                case 2:
                    System.out.println("Anda Pilih 2");
                break;
                case 3:
                    System.exit(0);
                break;
                default : System.out.println("Pilihan hanya 1, 2, 3");
            }  
        }
        while(pil !=3);
    }
}

JAVA sample menggunakan MessageDialog

import javax.swing.*;
public class LA2
{
    public static void main (String [] args)
    {
        String nama = JOptionPane.showInputDialog("Nama : ");
        String npm  = JOptionPane.showInputDialog("NPM  : ");
        String kelas = JOptionPane.showInputDialog("kelas: ");
       
        int uts = Integer.parseInt(JOptionPane.showInputDialog("UTS : "));
        int uas = Integer.parseInt(JOptionPane.showInputDialog("UAS : "));
        double total = (uts*0.7) + (uas*0.3);
        if(total >=75)
        JOptionPane.showMessageDialog
        (null,"Nama saya : "+nama + "\nnpm saya : "+npm + "\nkelas saya : "+kelas + "\nLULUS"+total);
        else
        JOptionPane.showMessageDialog
        (null,"Nama saya : "+nama + "\nnpm saya: "+npm + "\nkelas saya : "+kelas + "\nTIDAK LULUS"+total);
    }
}


Sabtu, 12 Oktober 2013

WAJAH BAHASAKU KINI

                    Saat ini kita sering mendengar khususnya dari anak muda jaman sekarang baik  di lingkungan masyarakat pemakain bahasa indonesia yang kurang baik. Saya pun juga demikian, dan dulu tata krama kita dibenah sejak dini dan kita diajarkan berbicara sopan kepada orang tua, tapi sewaktu saya berjalan kedaerah jakarta timur dan jakarta utara saya sering menemui banyak anak dibawah umur yang sering mnggunakan istilah "GUA" kepada orang tuanya. Padahal bahasa itu kurang sopan untuk kita berbicara kepada orang yang lebih tua daripada kita.

                    Untuk dampak buruknya seperti, karena terlalu menggunakan bahasa yang tidak baku seperti itu akan berpengaruh terhadap kinerja di dalam suatu ruang lingkup pekerjaan, seperti kita terlalu asik berbicara tidak baku pada suatu partner bisnis kita, mungkin partner tersebut tersinggung dan membatalkan kontrak bisnis dengan kita. tapi dampak positif juga tampak dari pemakaian bahasa tidak baku tersebut , hanya kita perlu menyesuaikan sedang pantaskah lingkungan kita jika menggunakan bahasa tersebut. seperti kita saat sedang berkumpul dengan teman-teman kita, tidak apa kita menggunakan bahsa tersebut, dan bisa membuat kita lebih mudah berkomunikasi.

                   Dan lagi pula saat ini kita sering mendapatkan bahasa baru diberbagai media seperti televisi dan dunia maya, Mungkin ditelinga kalangan pelajar sering terdengar kata "GUA" dan "LO" itu adalah pengganti kata "SAYA" dan "KAMU". Saya pun juga bingung darimana asal kata tersebut. Kurangnya pemakaian bahasa indonesia yang baku mungkin dikarenakan zaman yang terus berkembang, apalagi kalangan remaja atau pun golongan orang tua sekarang juga ingin mencoba hal hal baru. Tapi menurut saya, pemakaian bahasa indonesia yang tidak baku seperti ini ada dampak negatif dan juga positifnya
                  Mungkin jika kita sebagai kalangan pelajar harus sering dibenahi semenjak sekolah dasar untuk memberikan bahasa indonesia yang baik, dengan mengadakan diskusi itu bisa membuat pelajar menggunakan bahasa indonesia yang baku dan baik, lalu dengan adu debat kita juga bisa melatih kita, yang terpenting kita harus sering membiasakan berbicara dengan bahasa indonesia yang baku dan baik kepada orang yang lebih tua daripada diri kita.